♠ Posted by yuli setia darmayanti at 20.30
CARA MENGENALI BAKAT TERPENDAM ANDA
setiap
orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab
atas dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar
kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila kita
bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya
bisa menjadi ikan dalam air, atau burung di udara.
Mengenali
bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK
Rowling? Itu loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual
8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika dan Inggris saja. Semula
dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang
pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam
dia mendongeng kepada anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan
kembali kepada teman-temannya. Tak disangka, dari sanalah muncul
motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa
di pasaran.
Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?
Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.
Reaksi spontan
Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap situasi yang muncul. MIsalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke beberapa orang, membuat konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin diambil. Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang yang praktis dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena tidak melakukan konfirmasi maka bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak “copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang lain yang kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.
Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis? Apakah kita orang analitis? Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?
Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan langsung berbaur dan mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert (cenderung ke dalam) atau extrovert (cenderung ke luar).
Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut kepribadian.
Tanda masa kecil
Tanda masa kecil (yearnings)
menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria tahun
1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun telah
mampu menghitung pembagian 8 angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun
dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik, cukup
membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan
persis. Von Neumann menjadi peletak dasar-dasar komputer. Dia juga
arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di Nagasaki
oleh tentara sekutu.
Anna Mary Robertson Moses lahir di
pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang mencampur warna, dan
membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun kehidupan
pertanian membuatnya tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia
78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis. Selama 23 tahun
kemudian hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan
kemudian terkenal sebagai artis lukis Grandma Moses.
Apa ciri bakat kita saat masa kecil?
Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?
Cepat belajar
Cepat belajar (rapid learning/ fast
learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat pada bidang tersebut.
Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat
kesempatan mempelajari hal baru, dan… blam! rasanya begitu mudah
menguasainya.
Henri
Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan
sehari-hari adalah klerk seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia
sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur. Ibunya
berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya
memberikan seperangkat kuas dan cat. Empat tahun berikutnya dia diterima
sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.
JK Rowling, penulis Harry Potter, juga
tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman anaknya
menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua
terkaya di Inggris, kalah hanya oleh Ratu Elizabeth.
Jim
Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2
kali perkawinannya hancur. Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy.
Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering dibilang bodoh
oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya
bilang sebaiknya dia kuliah saja, karena tampaknya dia punya bakat
matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer Science! Setelah itu
dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering mengabaikan
keluarga membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari New York
Institute of technology karena membangkang. Tak dijelaskan bagaimana,
dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark yang
menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata
kehidupan kacaunya itu dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga selalu
mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia mendirikan
perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc.
(SGI), Netscape (pembuat browser internet), hingga Healtheon (perusahaan
medical di internet) yang semuanya sukses besar jual saham dalam IPO.
Bakat Jim Clark adalah ide dan visinya.
Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders.
Kolonel Sanders memulai bisnis ayam goreng di usia 66 tahun. Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia pelajari.
Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat Anda.
Kepuasan
Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan. Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan menciptakan hal baru, yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti Marco Polo dan Ibnu Batutah.
Marco Polo ibnu Batutah
Seringkali yang membuat puas bukanlah
sesuatu yang tampak secara fisik. Anda mungkin dosen, yang kadang suka
kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut,
ternyata Anda malas mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita
riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset, jadi bisa berada
dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar.
Seingat saya, Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan
(atau di sekitar itu) yang melakukan banyak perjalanan ke luar negeri.
Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di majalah, yang menceritakan
banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai negara. Ternyata hobi dia
yang lain adalah makanan (kuliner), bukan sebagai pembuat tapi sebagai
penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di salah satu
stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.
Apa saja yang membuat Anda puas?
Apapun kondisi dan pekerjaan Anda
sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari bakat terbaik kita.
Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan panggilan
bakat kita. Tugas kita menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan.
Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini mempunyai misi,
tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”
0 komentar:
Posting Komentar